Nama kebo / mahesa pada jaman kerajaan banyak dipakai oleh kesatria yang mana di pundaknya beban tegaknya pilar sebuah kerajaan. Kebo Lajer meski terbilang dhapur keris lurus yang sederhana, keris kebo lajer memiliki penggemar dan pecinta fanatiknya sendiri karena dipercaya dapat menjadi
piandel, Kerbau adalah lambang akan ketangguhan dalam artian mampu untuk bekerja keras menjadi tulang punggung keluarga, dan penarik (rejeki) juga bisa diartikan sebagai lambang kemakmuran.
Kemudian ada pusaka di Keraton Mataram yang berdhapur Kebo Lajer, yaitu Kanjeng Kiai Ageng Mahesa Nular, merupakan pusaka persembahan Kiai Mandureja kepada Nyai Mas Ageng Danureja I, isteri Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Kemudian ada Kanjeng Kiai Mahesa Gendari, semula milik Adipati Danurejo yang bergelar KPH Kusumoyudo. Kemudian diserahkan ke Keraton pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono V.
Mahar : Rp. 1.000.000
No comments:
Post a Comment